Keselamatan adalah faktor penting dalam industri penerbangan. Oleh karena itu, banyak waktu dan uang yang diinvestasikan dalam pengujian, pemeliharaan, dan servis suatu pesawat. Contohnya adalah saat proses pengecatan pesawat, mengukur ketebalan cat sangat penting, ditambah Teknik pengecatan yang digunakan juga tidak bisa sembarangan. Mengecat pesawat disebut hampir sama dengan pengecatan kendaraan lainnya, hanya saja dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus supaya cat rapih pada bodi pesawat.
Jika pengecatan dilakukan secara asal bisa mempengaruhi bobot pesawat. Maka dari itu ketika pesawat dicat ulang, berat dan gravitasi pada bagian-bagian tertentu seperti kemudi dan elevator harus seimbang untuk memastikan pesawat masih dapat terbang dengan stabil dan aman.
Proses Cat Pesawat
Untuk melakukan cat ulang pesawat, diperlukan setidaknya delapan hingga sepuluh untuk melakukan pengecatan. Proses pengecatan pesawat disebut menghasilkan tambahan berat sekitar 550 pon atau sekitar 226 kilogram pada pesawat. Cat yang digunakan pada sebagian besar pesawat dapat menahan suhu antara -65ᵒ dan 350ᵒ Fahrenheit.
Supaya cat pada badan pesawat benar – benar kering, dibutuhkan waktu hingga 7 hari. Selain itu, perkiraan biayanya bisa mencapai US$200 ribu atau senilai Rp2,8 miliar (kurs Rp14.331) untuk satu pesawat.
Pengecatan ulang dapat melindungi badan pesawat dari garam, oksidasi, dan tumpahan bahan bakar yang dapat merusak bodi pesawat yang terbuat dari logam. Disarankan mengecat ulang bodi pesawat dalam rentang waktu 7-10 tahun sekali agar bodi pesawat terhindar dari kusam, jamur, korosi dan sebagainya.
Bobot pesawat tergantung pada seberapa banyak cat yang diterapkan pada masing-masing komponen pesawat. Setiap bagian biasanya ditimbang sebelum cat dikupas dan setelah dicat ulang. Metode untuk menentukan ketebalan cat biasanya menggunakan metode uji destruktif, di mana hasil pengukuran selanjutnya baru dihitung. Walaupun hanya beberapa titik pengukuran, metode destruktif tetap membutuhkan banyak pekerjaan dan waktu karena harus melakukan pengerjaan ulang.
Coating thickness gauge menawarkan metode yang jauh lebih efisien. Di mana alat ini mengukur ketebalan cat pesawat secara langsung dengan cara yang tidak merusak dan tanpa meninggalkan bekas pada logam dan bahan CFRP apa pun. Tidak ada metode lain yang menawarkan teknik non-destruktif ini.
Peran Coating Thickness Gauge dalam Industri Penerbangan
- Pengukuran permukaan cat kering pada pesawat
- Dapat mengukur ketebalan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) dengan proteksi anti petir dan segala jenis logam.
- Proses pengukuran yang cepat, tidak merusak, dan tidak meninggalkan bekas.
- Resolusi mikrometer.
Pengukuran cat pesawat menggunakan Coating thickness gauge sangat membantu karena pengerjaan ulang tidak lagi diperlukan. Selain itu, alat ukur ketebalan ini juga meningkatkan akurasi karena ketebalan cat ditentukan dengan presisi mikrometer. Berat total komponen pesawat dapat dengan mudah dihitung dari lapisan cat yang diukur dengan mengurangkan nilai terukur sebelum dan sesudah pengecatan dan mengubahnya menjadi berat total menggunakan volume.
Coating thickness gauge mengukur lebih banyak titik secara signifikan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Selain itu, hasil pengukuran dapat secara disimpan, dan ditransfer secara otomatis langsung ke program penghitungan seperti Microsoft Excel (tergantung merk).
Keuntungan mengukur ketebalan cat pesawat dengan coating thickness gauge:
- Hemat waktu dan biaya dengan lebih banyak titik pengukuran dalam waktu yang lebih singkat.
- Pengurangan jumlah pengerjaan dan peningkatan akurasi pengukuran.
- Tidak diperlukan pengerjaan ulang.
Jika Anda tertarik dengan alat ini, kami jual coating thickness gauge berkualitas dengan harga terkangkau. Hubungi kami di Office: 021-2956-3045, Email: sales@testingindonesia.com, Whatsapp: 0813-9929-1909 (Zulfikri), 0822-5870-6420 (Anto).