Ketika berbicara tentang kekuatan dan stabilitas tanah dalam dunia konstruksi, salah satu pengujian yang paling sering digunakan adalah Static Plate Load Test (SPLT) atau Uji Beban Pelat Statis. Metode ini merupakan salah satu teknik evaluasi lapangan (field test) yang sangat membantu para insinyur geoteknik, kontraktor, dan pihak terkait untuk memprediksi respons tanah di lokasi proyek sebelum pembangunan dimulai, sehingga risiko kegagalan struktur seperti penurunan atau keruntuhan tanah dapat diminimalisir.

Namun, apa sebenarnya prinsip dasar dibalik pengujian SPLT ini? Bagaimana prosedur pelaksanaannya, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasilnya? Lebih jauh, mengapa metode ini dianggap sebagai standar esensial dalam proyek konstruksi skala besar, seperti pembangunan jalan raya, landasan bandara, atau fondasi bangunan bertingkat? Kali ini, kita akan membahas peran SPLT dalam menjamin keandalan dan keamanan suatu konstruksi, dilengkapi dengan penjelasan teknis dan contoh aplikasinya

Pengertian Static Plate Load Test

Static Plate Load Test adalah metode pengujian in-situ yang penting untuk menentukan daya dukung tanah (bearing capacity) dan deformabilitas pada lapisan tanah dasar (subgrade) atau material perkerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menerapkan beban statis secara bertahap melalui pelat baja yang dipasang pada permukaan tanah, kemudian mengukur penurunan (settlement) yang terjadi menggunakan alat pengukur deformasi seperti HMP PDG

Data hasil pengujian berupa kurva hubungan antara beban dan penurunan, selanjutnya dianalisis untuk mengevaluasi parameter desain geoteknik seperti modulus reaksi tanah (modulus of subgrade reaction) serta memprediksi besaran penurunan struktur di atasnya. Uji ini sangat relevan dalam proyek infrastruktur seperti jalan raya, landasan bandara, dan fondasi dangkal (shallow foundation), karena mampu mensimulasikan kondisi pembebanan aktual secara lebih representatif dibandingkan metode laboratorium. 

Fungsi Static Plate Load Test

1. Menentukan Daya Dukung Tanah : Hasil uji ini membantu engineer mengetahui berapa besar beban yang bisa ditahan tanah sebelum terjadi penurunan (settlement) berlebihan.

2. Mengevaluasi Kualitas Pemadatan Tanah : Misalnya, setelah proses soil compaction di proyek jalan, SPLT memastikan apakah tanah sudah cukup padat untuk menahan beban lalu lintas.

3. Mendeteksi Potensi Penurunan Struktur : Tanah yang tidak stabil bisa menyebabkan bangunan retak atau miring. Dengan SPLT, risiko ini bisa diminimalkan sejak awal.

4. Verifikasi Hasil Lab ke Lapangan : Data laboratorium (seperti CBR Test) bisa berbeda dengan kondisi sebenarnya di lapangan. SPLT menjadi konfirmasi akhir sebelum konstruksi dimulai.

Kapan Static Plate Load Test Dibutuhkan?

1.  Proyek Konstruksi Gedung

  • Fondasi bangunan tinggi
  • Tangki penyimpanan berat

2.  Infrastruktur Transportasi

  • Landasan bandara
  • Jalan raya dan jalan tol
  • Rel kereta api

3.  Reklamasi Lahan

  • Pemadatan tanah timbunan
  • Pembangunan dermaga

Metode Pelaksanaan Static Plate Load Test Menggunakan Alat HMP PDGpro

Static Plate Load Test (SPLT) adalah pengujian lapangan untuk mengevaluasi daya dukung tanah atau material perkerasan dengan memberikan beban statis melalui pelat baja dan mengukur deformasi yang terjadi. Alat HMP PDGpro digunakan untuk melakukan pengujian ini sesuai standar DIN 18134-300. Berikut penjelasan metode pelaksanaannya:

1.  Persiapan Alat dan Lokasi

  • Pastikan alat HMP PDGpro dalam kondisi baik (baterai ≥30%, kalibrasi valid).
  • Siapkan pelat baja (biasanya diameter 300 mm atau 600 mm) yang akan digunakan sebagai media pembebanan.
  • Bersihkan permukaan tanah/lapisan perkerasan yang akan diuji dari material loose atau gangguan lainnya.

2.  Prosedur Pengujian

Pemasangan Alat

  • Letakkan pelat baja di lokasi pengujian secara horizontal dan stabil.
  • Pasang alat HMP PDGpro di atas pelat dan pastikan sistem pembebanan terhubung dengan benar.

Navigasi Menu

  • Gunakan antarmuka intuitif alat untuk memilih parameter pengujian (misalnya: diameter pelat, beban maksimum).
  • Konfirmasi pengaturan sebelum memulai pengujian.

Pembebanan Bertahap

  • Beban diterapkan secara bertahap (incremental) sesuai standar.
  • Setiap tahap pembebanan dicatat, termasuk:
    • Tekanan (MN/m²) yang diberikan.
    • Penurunan (settlement) tanah (mm) yang terukur.

Pengukuran dan Pencatatan Data

  • Alat secara otomatis mencatat data seperti:
    • EV1 (Modulus deformasi awal).
    • EV2 (Modulus deformasi sekunder).
    • Rasio EV2/EV1 (indikasi perilaku material).
  • Contoh data dari gambar:
    • EV1 = 28.68 MN/m²
    • EV2 = 78.80 MN/m²
    • EV2/EV1 = 2.74

3.  Evaluasi Hasil

  • Data settlement (penurunan) dianalisis untuk menentukan:
    • σ max (Tekanan maksimum yang dicapai).
    • Parameter kurva penurunan (a0, a1, a2) untuk menghitung modulus deformasi.
  • Contoh hasil evaluasi dari gambar:
    • σ max = 0.5011 MN/m²
    • a0 = 0.227 mm
    • Ev1 = 28.683 MN/m²

4.  Pelaporan

  • Gunakan software ProPlat untuk mengolah data dan membuat laporan profesional.
  • Laporan mencakup:
    • Grafik hubungan beban-penurunan.
    • Nilai modulus deformasi (Ev1, Ev2).
    • Tanggal, waktu, dan lokasi pengujian (contoh: 17.08.2023, 14:20).

5. Keunggulan HMP PDGpro

  • Antarmuka intuitif: Navigasi menu sederhana (pilih > konfirmasi > siap).
  • Manajemen data: Penyimpanan data terukur dan pengaturan perangkat yang fleksibel.
  • Presisi tinggi: Pengukuran otomatis dengan akurasi tinggi untuk parameter teknis.

Referensi Visual dari Gambar

  • Tampilan layar alat menunjukkan informasi real-time seperti tekanan (MN/m²) dan penurunan (mm).
  • Diagram settlement curve membantu analisis visual deformasi tanah.

Dengan metode ini, pengujian SPLT menggunakan HMP PDGpro dapat memberikan hasil yang akurat dan efisien untuk evaluasi daya dukung tanah atau perkerasan.

Kelebihan Static Plate Load Test

1. Akurasi Tinggi

Karena dilakukan langsung di lapangan, hasilnya lebih realistis dibandingkan uji lab.

2. Cepat dan Efisien

Proses pengujian hanya memakan waktu beberapa jam, tergantung jenis tanah.

3. Tidak Merusak Lingkungan

Tidak seperti metode bor invasif, SPLT hanya memerlukan permukaan tanah yang kecil.

Mengapa Static Plate Load Test Penting?

Static Plate Load Test merupakan salah satu alat uji geoteknik yang sangat penting dan wajib digunakan dalam proyek konstruksi untuk memastikan stabilitas dan keamanan struktur bangunan. Dengan menggunakan Static Plate Load Test, para engineer dan kontraktor dapat:

Meminimalkan risiko penurunan tanah – Mengidentifikasi potensi penurunan tanah sejak dini sehingga bisa dilakukan perbaikan desain sebelum konstruksi dimulai.
Mengoptimalkan desain fondasi – Menyesuaikan jenis dan ukuran fondasi berdasarkan data lapangan yang akurat, sehingga lebih efisien secara biaya dan teknis.
Memastikan kepatuhan terhadap standar – Memenuhi persyaratan uji tanah sesuai regulasi konstruksi nasional maupun internasional, seperti SNI, ASTM, atau Eurocode.

LIHAT  PRODUK STATIC PLATE LOAD TEST KAMI DISNI!

Tertarik Melakukan Static Plate Load Test untuk Proyek Anda?

Sebagai penyedia alat uji geoteknik terpercaya, Testingindonesia menyediakan peralatan Static Plate Load Test berkualitas tinggi dengan akurasi terjamin. Didukung oleh tim ahli yang berpengalaman, kami siap membantu pelaksanaan pengujian mulai dari persiapan, analisis data, hingga rekomendasi teknis untuk memastikan proyek Anda berjalan dengan aman dan efisien.