Testingindonesia.co.id – Strain gauge transducer adalah sebuah sensor yang digunakan untuk melakukan sebuah pengujian pada gaya dan juga regangan sebuah material. Daya tahan pada strain gauge akan mengalami perubahan pada saat gaya atau sebuah force diterapkan pada pengujian. Penggunaan metode ini pada strain adalah agar dapat melakukan pengukuran pada tekanan, berat dan juga melakukan pengukuran pada tegangan.
Beberapa parameter teknis tentu harus diperhatikan pada saat melakukan pemilihan dan menentukan strain gauge jenis apa yang akan cocok pada pengukuran yang sedang dilakukan, berikut bagaimana tips agar dapat memilih strain gauge secara tepat:
Panjang Gauge
Melakukan pemilihan pada panjang gauge tergantung pada objek, untuk gauge yang memiliki ukuran yang pendek dapat digunakan untuk melokalisasi pengukuran pada regangan. Lalu gauge yang panjang dapat melakukan pengukuran pada semua jenis permukaan, karena itu jugalah gauge dengan ukuran panjang lebih banyak peminatnya.
Sebagai sebuah contoh seperti pada sebuah pengukuran dengan rata rata regangan pada beton pondasi / concrete, dibutuhkan gauge yang lebih panjang, hal itu dikarenakan strukturnya yang terdiri dari semen dan juga campuran dengan pasir dan kerikil. Berikut adalah acuan panjang gauge dan beberapa pengaplikasian-nya:
- ≤ 1 mm Untuk pengukuran terpusat
- 2 ~ 6 mm Untuk logam dan penggunaan umum
- 10 ~ 20 mm Untuk mortar (semen campuran), kayu, FRP, dll
- ≥ 30 mm Untuk beton pondasi (concrete) dan material campuran kasar
- Resistansi Gauge
Nilai resistansi pada gauge akan ditunjukkan dalam besaran “Ω” [ohm], yang akan diukur kedalam tanpa adanya beban, dan juga temperature pada ruangan juga akan disetel dengan setelan pabrikan.
Measurable Strain
Alat dapat menunjukkan besarnya regangan yang dapat diukur. Umumnya akan berkisar antara 2 hingga 4% MAX. Akan tetapi ada pengecualian pada strain gauge foil-yielding yang dapat mencapai hingga 10%.
Temperature Range
Temperature range adalah batasan suhu pada sebuah lingkungan atau ruangan yang “disanggupi” oleh alat strain gauge transducer, dengan kata lain alat dapat menghasilkan nilai pada hasil akhir pengukuran secara akurat dan tepat. Umumnya berkisar antara -30ºC hingga 80ºC. sedangkan untuk high temperature strain gauge transducer dapat bertahan hingga 180ºC.
Factor Gauge (K)
Nilai keluaran pada strain gauge transducer adalah dalam bentuk besaran pada elektrik dan resistensi. Sedangkan tujuan utama dalam pengukuran adalah nilai pada regangan. Dengan begitu akan sangat dibutuhkan nilai konversi yang dapat disebut dengan factor gauge (K).
Transfer Sensitivity (Kt)
Nilai nilai resistensi pada strain gauge ternyata dapat mengalami perubahan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh regangan yang tegak lurus terhadap aksis gauge – regangan transfersal (εt). Hal ini dikarenakan keduanya memiliki relasi kesebandingan, maka ditetapkanlah sebuah konstanta yang dapat kita sebut dengan transfer sensitifity (Kt). Nilai ini akan dituliskan dalam bentuk persenan.
Testing Indonesia – Kami sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang system dan monitoring system, kami jual Strain Gauge Transducer dengan kualitas terbaik dan juga dengan harga yang bersahabat. Selain itu kami juga melayani jasa untuk instalasi pada alat uji dengan bantuan para engineering yang sudah berpengalaman. Untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami melalui:
PT Testindo | Testingindonesia.co.id
Jl.Radin Inten II No 61B Duren Sawit Jakarta Timur
Whatsapp : +62 815-6141-954 (Zulfikri)
Whatsapp : +62 822-5870-6420 (Anto)
Email: sales@testindo.com
Telp: (021) 2956 3045